Rabu, 23 Mei 2012

Perjalanan Bermain Tenis Meja

Hoby main tenis meja berawal dari masa kecil saya ketika berumur sekitar 11 tahun, waktu itu masih duduk di bangku SD kelas 5. Ada keinginan keras untuk belajar dan kebetulan dapet dukungan orang tua untuk memfasilitasi meja pingpong di rumah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kehadiran meja jadi mainan baru buat kami sepulang sekolah. Main dengan teman-teman, tetangga dan orang-orang yang lebih tua sekalipun.

Kami main secara natural karena memang waktu itu tidak kenal dengan klub atau professional di tenis meja sehingga main ya main aja, memang kalo sparring dengan teman sebaya sering menang dan main pun terus berlanjut. Ketika kelas 2 SLTP jadi utusan sekolah untuk mengikuti kompetisi tingkat pelajar mulai dari tingkat Kabupaten/Kota. Utusan-utusan sekolah diketemukan dalam kompetisi ini selama 2 hari. Hasil dari kompetisi itu cukup mengejutkan karena saya dan rekan saya Syarifuddin menjuarai cabang ganda sehingga berhak mengikuti seleksi tingkat Provinsi Lampung.

Di tingkat Provinsi kami berhadapan dengan para ‘Jawara’ dari kabupaten dan kota lainnya yang bertempat di Bandar Lampung, dalam kompetisi ini seingat saya kami di dampingi oleh Bapak Hotman dan beberapa guru sekloah lainnya, kapasitas beliau adalah seorang guru dan hanya mendampingi saja, jadi tidak ada pelatih  disini. Pada kompetisi kali ini mendapat dukungan penuh dari teman-teman juga, wal hasil cukup menggembirakan karena kami meraih piala Perunggu. Kebahagiaan luar biasa menjadi pemain yang mendapat fasilitas pemerintah dan pulang dengan juara 3.

Selama masih sekolah aktif main tenis meja walaupun lawan sparring lingkup teman-teman dan tetangga hingga lulus sekolah. Tahun 1996 saya masuk SMA N di Bandar Lampung, nah semenjak disini saya mulai meninggalkan hoby yang satu ini karena ketika itu saya ga punya fasilitas lagi untuk latihan dan kita tahu sendiri di zaman itu klub-klub olahraga masih langka, berbeda dengan sekarang yang sudah banyak klub dan juga ada alat bantu main ‘robot’ yang siap meladeni untuk bermain terus menerus.

Kuliah, kemudian bekerja juga tidak pernah main pingpong lagi sampai di tahun 2008 baru ketemu lagi. Ketika itu bekerja di Gas Negara dan kebetulan di station difasilitasi meja ping pong, mulai lah memegang bed lagi dengan pegangan khas ‘shake hand’ ini. Disini pun Sparring dengan Pak Rusli dan Pak Wahyu sekali-sekali saja.

Pada tahun 2009 saya hijrah ke Batam ke perusahaan nasional yang masih bergerak di bisnis gas juga dan rupanya di perusahaan  ini punya fasilitas meja di salah satu Gas Stationnya. Disini saya mulai menggeluti permainan ini lagi bersama rekan-rekan. Di perusahaan ini ada istilah ‘operation cup’ setiap tahun dimana perusahaan mengadakan kompetisi dari seluruh regional office/kantor wilayah Direktorat Operasi. Pada tahun 2010 saya di percaya menjadi salah satu pemain perwakilan dari Wilayah Batam cabang ganda, pertandingannya di gelar di Kota Pekanbaru Riau. bagaimana hasilnya? Saya bersama rekan saya Pak Wisnu mengikuti cabang ganda dan dalam putaran pertama langsung kalah. Jauh-jauh dari batam untuk kompetisi, pas kompetisinya sendiri langsung ‘KO’ tanpa keringat. Tragis, itulah kata yang tepat menurut saya. Sepulang dari situ saya bertekad untuk berbenah agar kompetisi tahun berikutnya lebih baik. Sepulangnya mencoba berbenah dengan latihan dan mengganti ‘senjata’ dengan yang lebih berkulaitas. Main juga termasuk rutin walaupun hanya dengan rekan-rekan kerja.

Tahun 2011 diadakan Operation Cup lagi di Kota Jambi dan saya mengikuti cabang single dan ganda. Keiuktsertaan saya tidak begitu diperhitungkan mengingat tahun sebelumnya tidak menjuarai apa-apa, tapi dalam pelaksanaannya menjadi ‘kuda hitam’ sehingga bisa mengalahkan lawan satu persatu dan menjuarai kedua cabang ini. 2 medali diraih dan begitu bahagianya karena sudah berperan dengan hasil maksimal.


2 trophy Ops Cup TGI 2011

Rasanya ingin sekali menggeluti hobi ini dan sebisa mungkin agar menjadi lebih baik lagi, tetapi masih kesulitan dengan waktu karena sering di remote area. Walau begitu mencoba ‘mendobrak kebiasaan’ untuk ikut kompetisi professional di kejuaraan PTMSI Kota Batam tahun 2012 di Mega Mall. Kepesertaan disini berdasar hoby dan keinginan untuk melatih mental dipentas professional. Wal hasil pada putaran pertama saya langsung gugur.. Apakah hasilnya mengecewakan? Secara logis saya pantas kalah karena memang jarang sekali bermain apalagi melawan para atlet atau pemain-pemain professional. Walaupun kita menang mental tapi kalah dengan teknik permainan, bagaimana ngga, seseorang berbakat tapi jika jarang dilatih pasti kalah dengan orang yang rajin berlatih dan sparring dengan orang banyak. Kata orang tua ‘alah bisa karena biasa’ itu benar sekali disini.

Sebagai koreksi agar menjadi labih baik:

1.       Berbenah dengan teknik bemain, jika ada yang perlu dikoreksi untuk diperbaiki.

2.       Musti rajin latihan dan sparring dengan orang- banyak terutama yang punya kemampuan bermain lebih dari kita.

3.       Peremajaan ‘senjata’, yah kalau memang harganya mahal itu wajar sesuai dengan kualitasnya.

Cukup sekian catatan kali ini, dan berjuang lebih keras lagi untuk menjadi lebih baik di tahun depan.

Batam 23 Mei 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar